Google Memecat Penulis Memo Kontroversial

BBC mengkonfirmasi bahwa karyawan Google yang menulis memo kontroversial tentang
perbedaan tempat kerja telah dipecat.

Kepala Eksekutif Google, Sundar Pichai mengatakan kepada karyawannya melalui e-mail pada hari Senin bahwa memo kontroversial merusak kode etik perusahaan. Memo tersebut dibagikan secara luas saat akhir pekan dan isinya menunjukkan bahwa ada lebih sedikit jumlah wanita di Google karena adanya perbedaan biologis. Pichai mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah melewati batas karena “mementingkan stereotip jenis kelamin dapat merugikan tempat kerja”.

Berjudul Google’s Ideological Echo Chamber, makalah tersebut berpendapat bahwa “kemampuan pria dan wanita sebagian berbeda karena penyebab biologis dan perbedaan ini dapat menjelaskan mengapa kita tidak melihat representasi yang sama tentang wanita dalam teknologi dan kepemimpinan”. Penulis menuliskan: “Kita harus berhenti berasumsi bahwa kesenjangan jenis kelamin berarti tentang seksisme”.

Memo tersebut dengan cepat dikritik oleh Kepala Keberagaman Google, Danielle Brown, namun penulis memo-yang identitasnya belum diungkapkan oleh Google- kemudian menulis bahwa ia telah menerima “banyak pesan pribadi dari sesama karyawan Google yang mengungkapkan rasa terima kasih mereka”.

Komentar “Tidak baik”

Di catatan yang dikirim ke karyawan pada Senin sore, Pichai berbicara panjang lebar tentang perlindungan kebebasan berbicara di Google, dan bahwa “banyak dari apa yang dikatakan dalam memo tersebut adil untuk diperdebatkan, terlepas dari apakah sebagian besar karyawan Google tidak setuju dengan hal tersebut”. Tetapi ia menambahkan: “Untuk menyarankan kelompok kami memiliki sifat yang membuat mereka merasa kurang cocok dengan pekerjaan karena masalah biologis adalah hal yang menyinggung dan tidak baik”. “Hal ini bertentangan dengan nilai dasar dan Pedoman Perilaku, yang mengharapkan ‘setiap karyawan Google melakukan yang terbaik untuk menciptakan budaya yang bebas dari pelecehan, intimidasi, bias, dan diskriminasi tidak
sah’”.

Sumber : http://www.bbc.com/news/technology-40859004