Sinopsis
Howard Schultz adalah CEO dan pemimpin Starbucks, perusahaan kopi yang sangat sukses. Lahir di
Brooklyn, New York pada tanggal 19 Juli 1953, Schultz lulus dari Northern Michigan University dengan
gelar sarjana dalam bidang komunikasi sebelum menjadi direktur operasi ritel dan pemasaran
Perusahaan Kopi Starbucks pada tahun 1982. Setelah mendirikan Perusahaan Kopi II Giornale tahun
1987, ia membeli Starbucks dan menjadi CEO dan pemimpin perusahaan. Tahun 2000, ia mengundurkan
diri sebagai CEO Starbucks. Delapan tahun kemudian, ia kembali memimpin perusahaan. Tahun 2014,
Starbucks memiliki lebih dari 21.000 toko di seluruh dunia dan memiliki pangsa pasar sebesar 60 miliar
dolar USD.
Kehidupan Awal dan Karir
Schultz saat ini tinggal di Seattle, Washington, bersama istrinya, Sheri (Kersch) Schultz, dan dua anak,
Jordan dan Addison. Schultz pindah dengan keluarganya ke proyek Bayview Housing di Canarsie, sebuah
lingkungan di tenggara Brooklyn, saat berusia 3 tahun. Ia adalah seorang atlit basket dan sepakbola di
sekolah. Ia berhasil pindah dari Canarsie dengan beasiswa sepakbola ke Northern Michigan University
pada tahun 1970.
Setelah lulus dari universitas dengan gelar sarjana bidang komunikasi tahun 1975, Schultz menemukan
pekerjaan sebagai penjual alat untuk Hammarplast, perusahaan yang menjual pembuat kopi Eropa di
Amerika. Awal tahun 1980an, ia menjual lebih banyak pembuat kopi ke sebuah operasi kecil di Seattle,
Washington, yang kemudian dikenal sebagai Starbucks Coffee Tea and Spice Company, daripada Macy’s.
Kelahiran Starbucks Modern
Setahun setelah bertemu dengan pendiri Starbucks, pada tahun 1982, Schultz dipekerjakan sebagai
direktur operasi ritel dan pemasaran untuk perusahaan kopi yang sedang tumbuh, yang pada saat itu
hanya menjual biji kopi.
Sejak awal, Schultz mulai membuat tanda di perusahaan sambil membuat misi Starbucks miliknya
sendiri. Tahun 1983, ketika berpergian ke Milan, Italia, ia dikejutkan oleh banyaknya kedai kopi yang
ditemui. Sebuah ide kemudian terpikir olehnya: Starbucks harus menjual bukan hanya biji kopi tetapi
juga minuman kopi.
Antusiasme Schultz untuk membuka kedai kopi di kedai Starbucks tidak dimiliki oleh pendiri perusahaan.
Meski begitu, ia tetap gigih sampai akhirnya dibiarkan mendirikan kedai kopi di sebuah toko baru yang
dibuka di Seattle. Ini adalah kesuksesan instan, membawa ratusan orang per hari dan mengenalkan
bahasa baru—bahasa kedai kopi—ke Seattle pada tahun 1984.
Keberhasilan kedai kopi diprotes oleh pendiri asli bahwa mereka tidak ingin pergi ke arah yang
diinginkan Schultz. Kecewa, Schultz meninggalkan Starbucks tahun 1985 untuk membuka kedai kopi
miliknya sendiri, II Giornale, yang dengan cepat meraih kesuksesan.
Dua tahun kemudian, dengan bantuan investor, Schultz membeli Starbucks, menggabungkan II Giornale
dengan perusahaan Seattle. Selanjutnya, ia menjadi CEO dan pemimpin Starbucks. Ia harus meyakinkan
investor bahwa orang Amerika akan benar-benar mengeluarkan harga tinggi untuk minuman yang mereka konsumsi untuk mendapatkan 50 sen. Tahun 2000, ia mengundurkan diri sebagai CEO Starbucks. Delapan tahun kemudian, ia kembali memimpin perusahaan.
Kelanjutan Kesuksesan
Tahun 2006, Schultz menduduki peringkat No. 359 dalam daftar “Forbes 400” majalah Forbes, yang menampilkan 400 orang terkaya di Amerika Serikat. Tahun 2013, ia menduduki peringkat No. 311 dalam daftar yang sama dan juga No. 931 dalam daftar milyarder Forbes di seluruh dunia.
Saat ini, tidak ada satu perusahaan pun yang menjual lebih banyak minuman kopi ke lebih banyak orang daripada Starbucks. Tahun 2012, Starbucks telah berkembang dan memiliki lebih dari 17.600 toko di 39
negara di seluruh dunia serta kapitalisasi pasarnya dihargai 35,6 miliar dolar USD. Tahun 2014, Starbucks
memiliki lebih dari 21.000 toko di seluruh dunia dan memiliki pangsa pasar sebesar 60 miliar dolar USD.
Perusahaan kopi yang sangat populer ini dilaporkan membuka dua atau tiga toko baru setiap hari dan
menarik sekitar 60 juta pelanggan per minggu.
Sumber : https://www.biography.com/people/howard-schultz-21166227 |